Goa Bawah Laut di Pantai Hukurila Jadi Habitat Kelinci Laut

Ambon - Pulau Ambon banyak memiliki obyek wisata bahari dengan kekayaan habitat biota laut yang jarang ditemukan di tempat lain seperti Nudi blance atau kelinci laut dan Rhino Pias sejenis Scorpion fish yang memiliki empat warna, dan ini sangat baik dikembangkan untuk wisata menyelam.



“Kami sudah melakukan penyelaman pada beberapa lokasi di Pulau Ambon termasuk goa-goa bawah laut di desa Hukurila, kecamatan Lei Timur Selatan dan (Hukurila cave) ataupun Pintu Kota dan pesisir pantai Wayame (Kota Ambon). Tempat-tempat itu sangat cocok sebagai habitat kelinci laut,” kata instrukur Corona Diving Club, Surdjatun Wijaya kepada ANTARA di Ambon, Jumat (20/2).
Malahan, katanya, di lokasi pesisir pantai Wayame, dimana terdapat lima kapal karam sejak puluhan tahun silam, ditemukan solar power nudi yang biasanya bersimbiosis dengan alga dalam berfotosintesa memproduksi glukosa (gula), makanan nudi.


“Jadi, terkadang orang yang menyelam dapat melihat nudi seukuran bola basket karena di habitatnya banyak makanan,” kata Surdjatun. Menurutnya, Nudi blanche atau kelinci laut lebih senang hidup dalam goa-goa karang di tepi pantai seperti yang terdapat di desa Hukurila.
Bila masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungannya, tentu dapat dikembangkan menjadi salah satu obyek wisata andalan daerah tersebut.

Lebih jauh, ia menyesalkan tindakan-tindakan tidak terpuji dari masyarakat yang membuang sampah rumah tangga ataupun industri ke laut, termasuk aktivitas penyelaman untuk memotong besi tua dari kerangka kapal-kapal karam di perairan Teluk Ambon yang mengakibatkan kerusakan ekosistem perairan itu.
Terkait kerusakan ekosistem di perairan Maluku, saat ini pemerintah telah membentuk tim gabungan yang terdiri dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Perhubungan, dan sejumlah instansi terkait, untuk melakukan koordinasi dengan Pemprov Maluku demi menyelamatkan bangkai-bangkai kapal karam di sekitar perairan Pulau Ambon.
La Ode Aksa dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala mengatakan, pihaknya ikut dalam tim gabungan dengan tugas melakukan pemantauan langsung lewat kegiatan penyelaman pada lima titik lokasi kapal karam di Pulau Ambon.
Bangkai kapal-kapal yang karam itu telah menjadi rumpon dan ditumbuhi aneka terumbu karang sehingga menjadi habitat biota laut yang langka. Karena itu, aktivitas pemotongan rangka kapal karam yang dilakukan masyarakat harus dihentikan,” ujarnya.(Ant)

Sumber: indosmarin

0 komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar Anda