Dunia iptek belakangan ini berlomba mengembangkan biopolimer kitin, kitosan serta turunannya sebagai produk komersial untuk berbagai kegunaan yang luas. Bahkan banyak yang melihatnya sebagai biomaterial masa depan yang berperan dalam daya saing industri. Harga bahan-bahan tersebut di pasar terus meningkat mencapai ribuan dolar per ton.
Kitin adalah polimer rantai panjang N-acetylglucosamine, terdapat dalam sebaran luas di alam, di antaranya yang menonjol pada kulit/cangkang dan kepala artropoda seperti krustasea (udang, kepiting, dst) dan serangga, pada moluska, paruh sepalopoda seperti sotong, gurita dan sebagainya.
Kitin pada bahan tersebut biasanya terikat oleh senyawa protein dan mineral, sehingga untuk memperolehnya perlu proses demineralisasi dan deproteinasi. Dalam hal struktur, kitin bisa diperbandingkan sebagai selulosa polisakarida tetapi mengandung nitrogen, sedangkan fungsinya seperti keratin. Kitin hanya bisa diperoleh secara alami karena tidak bisa disintetis.
Kitosan adalah turunan kitin setelah melalui proses deasetilasi, yakni pembuangan unsur asetilnya. Turunan kitosan banyak dikembangkan untuk berbagai tujuan penggunaan.
Kegunaan kitin yang sudah dan sedang dikembangkan antara lain di bidang pertanian sebagai pupuk, menguatkan mekanisme pertahanan tanaman, dan biocontrol. Pada industri untuk pangan dan farmasi sebagai pengisi (thicken) dan stabilisator. Juga sebagai pengikat pada cat, tenunan dan perekat, penguat kertas dst.
Pada pengobatan digunakan sebagai benang operasi, penyembuh asma dst.
Kitosan di bidang pertanian untuk penanganan benih, sebagai penguat pertumbuhan, biopestisida, biocontrol, pupuk, menguatkan pertahanan tanaman dan akar terhadap penyakit dan hama, mengurangi stress, meningkatkan hasil dan mutunya, mengawetkan bunga potong, dsb. Berguna dalam penyaringan air dan menyaring kasein dari susu. Telah dikembangkan pelapis polyurethane (untuk mobil dsb) yang bila tergores bisa pulih sendiri dalam waktu singkat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: